PERLAWANAN RAKYAT WOTU DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Oleh: Nawawi Sangkilat III

Kedatangan Australia di Wotu, awal kedatangan tentara Australia di Wotu langsung melakukan kekacauan. Mereka bermaksud menurunkan bendera merah putih yang sedang berkibar di depan kantor Pemuda Wotu. Tetapi maksud Australia tersebut dapat di gagalkan oleh Pemuda Wotu.


Selang beberapa hari kemudian, datang Asisten Residen yang bernama Vonk. Ia bermalam di rumah warga yang bernama Goni di Tarengge. Selama di Wotu, Vonk sempat menghubungi beberapa pengurus PRI Wotu untuk mempengaruhi sikap mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Tindakan tentara Australia tersebut kemudian dilaporkan oleh La Bengkok kepada Kalimpo (Macoa Bawalipu) dan pemuda pejuang lainnya.

Dewan Hadat dan pimpinan pemuda pejuang pun segera melakukan rapat. Dalam rapat tersebut dibicarakanlah mengenai tindakan tentara Australia yang selalu melakukan kekacauan. Selain itu, dibicarakan pula mengenai langkah yang harus diambil mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Karena suatu alas an, Lapolalan dan kawan-kawan tidak bersedia menghadiri rapat tersebut. Rapat akhirnya memutuskan untuk mengirim utusan ke Palopo untuk menghadap Andi Jemma Datu Luwu dan melaporkan perkembangan terakhir yang terjadi di distrik Wotu.

Selain kedatangan tentara Australia ke Wotu, adapun sejarah lain yang tak terlupakan yakni “ Kunjungan Andi Djemma ke Wotu”. Setelah berita Proklamasi kemerdekaan 17Agustus 1945 tersebar di Kedatuan Luwu, beberapa waktu kemudian Andi Djemma mengadakan kunjungan resmi ke Distrik Wotu. Saat berada di Wotu, Andi Djemma mengadakan rapat umum yang dihadiri kepala pemerintahan setempat, semua kepala kampong dan ribuan rakyat Wotu.

Dalam rapat tersebut, Datu Andi Djemma menyatakan sikap dengan tegas mendukung Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Datu Andi Djemma juga berusaha membangkitkan kesadaran rakyat Wotu untuk berjuang membela dan mempertahankan kemerdekaan.

Kesadaran tersebut sangat penting untuk ditumbuhkan dan terus dipelihara dalam jiwa rakyat Luwu, sebab perjuangan masih panjang. Apalagi ketika itu, kemungkinan akan kembalinya Belanda untuk berkuasa di Indonesia sangat besar.

Sejak itu pulalah seluruh penduduk secara terbuka menunjukkan sikap dan semangat mendukung proklamasi. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemuda dalam rangka perjuangan selalu mendapat dukungan dan dan bantuan rakyat setempat.

Setelah kedatangan Datu Andi Djemma ke Wotu, maka Andi Pangnguriseng kemudian membentuk PRI Cabang Wotu. Setelah berita proklamasi kemerdekaan tersebar di Luwu, Suleman Umar dating berkunjung ke Wotu dan menemui kepala pemerintahan Wotu,
Andi Pangguriseng. Selain itu ditempat lain, Suleman Umar juga melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh pemuda Wotu. Dalam pertemuan rahasia tersebut, hadir beberapa tokoh Pemuda di Wotu antara lain :

1.Manni,
2.Kasim Bustamin,
3.Tohir,
4.Dulla Maddusa.

Dalam pertemuan yang dilakukan di rumah Manni itu, Suleman Umar mengabarkan bahwa tidak lama lagi aka nada gerakan Pemuda Luwu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dan untuk semakin memantapkan perjuangan, maka semua yang hadir harus melakukan ikrar sambil membubuhkan cap jempol darah.

Dengan terbentuknya pengurus PRI Cabang Wotu, maka markas pusat pemuda Wotu lalu di tetapkan bertempat di rumah kediaman Hasan. Bendera Merah Putih pun mulai dikibarkan di Markas Pusat Wotu dan di depan kantor pemerintahan distrik Wotu. Ronda pun mulai dilakukan disetiap kampong oleh pemuda pejuang dan rakyat Wotu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka ditetapkan bahwa semua bahan makanan tidak boleh diperdagangkan keluar Wotu. Secara intensif pasukan pemuda wotu terus melakukan latihan militer.

Ketika itu, terjadi perdebatan antara pemerintahan distrik Wotu dan Hadat Wotu. Adanya perbedaan pendapat itu disebabkan karena didalam kepengurusan PRI yang dibentuk oleh kepala Distrik Wotu terdapat pula beberapa oknum yang di anggap pro Belanda. Karenanya, Hadat Wotu dan tokoh-tokoh pemuda setiap saat melakukan konsolidasi di rumah Kalimpo, ketua Hadat Wotu.

Adapun pemuda-pemuda Wotu yang aktif dalam pergerakan, antara lain
1.Sungkila (Sang Kilat)
2.Massuruseng,
3.Banynyak.

Sementara dari pihak Hadat Wotu adalah :

Macoa Bawalipu : Kalimpo.
Macoa Mincaroge : To Malatta
Macoa Bintua : Kaipu
Macoa Polemboge : To Makkuling

a. Uragi Bawalipu : Ladimeng
b. Uragi Ale : Rannu
c. Uragi Datu : Lapenda
Ande Guru Olitau

Ande Guru To Maddeppe
Ande Guru Lara
Ande Guru To Mangkena
Ande Guru Nandra

a. Permata Rompo
b. Permata Lewonu
Guru Pawawa.

Adapun pertempuran bersejarah yang terjadi di Wotu antara lain “Operasi Militer Belanda di Wotu” setelah terjadi beberapa pertempuran di wilayah Wotu, maka tentara Belanda kemudian melakukan penangkapan dan pembunuhan. Mereka yang berhasil di tangkap dan di bunuh antara lain :

1. Kaipu,
2. M. Yusuf La Sombo,
3. Latajang,
4. Umar Daeng Tiro (Sumantri),
5. Lanjaji,
6. Daeng Patola,
7. To Maddud,
8. Caco,
9. Tahir Tarengge,
10. To Bali,
11. Mappeati,
12. To Kaimo,
13. Mamma To Setta,
14. Lasowaleng,
15. Kambau
16. Nyiwi.

Sementara rombongan yang di tangkap dan di bunuh di Mangkutana antara lain para pegawai negeri :

1. Tarakka,
2. To Rakka,
3. Cebang,
4. Sadaki,
5. Sajaiye,
6. Sadike,
7. Baco Beddu.

Adapun yang ditangkap dan di bunuh di Lepa-lepa adalah :

1.Daeng Sinjara,
2.Daeng Mallira
3.La Sahaba,
4.La Dukka,
5.La Pabe,
6.Nasir,
7.Beddu Daeng Marellang,
8.Talibe.

Sebagai catatan tambahan, ada sekitar 106 orang yang di makamkan di Taman Makam Pahlawan wotu. Sebagian yang lain belum terdaftar namanya.

Setelah terjadinya pertempuran pada tanggal 30 januari 1946, maka pada tanggal 31 Januari 1946 terjadi pula pertempuran di Campae(Wotu) antara pemuda pejuang Wotu ( kemungkinan pasukan Bua dan Wotu ditambah pasukan lain yang bergabung) melawan tentara NICA dibawah pimpinan kopral Sayo. Dalam pertempuran tersebut tiga iga orang pemuda pejuang Wotu gugur yaitu:

1.Saile,
2.Manyung,
3.Baco Pokko.

Dalam pertempuran itu, beberapa orang pasukan pemuda pejuang Bua juga gugur. Mereka antara lain :

1.La Manga,
2.La Bamba,
3.La Jada,
4.La Ruki,
5.La Salundu,
6.La Pinda,
7.La Rekeng,
8.La Kurunda,
9.La Bariya.

Semoga arwah para Pahlawan-pahlawanku di terima di sisiNya, Amin ya Rabbal Alamin.

</>

Komentar